Welcome to PHR Senayan & Bintaro! Have fun digging at our online & offline stores!

PHR
Search
Close this search box.

Lebih Pilih Rilisan Analog atau Digital?

Sejak gema piringan hitam mulai bergemuruh dan terus menunjukkan tren positif khususnya di kalangan anak muda, antusiasme mengoleksi barang ekslusif ini menjadi semakin masif dan impulsif. Tentunya saja itu menjadi sebuah nilai lebih tersendiri bagi para penggemar piringan hitam yang telah dulu bermain di dunia piringan hitam.

 

Namun, sayangnya masih terjadi polemik dari sisi ruang kolektor, dan terbagi menjadi dua kelompok. Pertama bagi yang hobi mengoleksi format rilisan baru dengan beragam sejuta alasannya. Serta para kolektor yang mengutamakan cetakan lama (dibaca first pressing).

 

Tentunya terdapat ada kolom perspektif mengarah kepada beberapa subjektifitas, mulai dari bahasan aspek orisinalitas, narasi kualitas audio hingga argumentasi nilai prestisiusnya. Beberapa alasan sebagian orang menambatkan hati ke pilihan rilisan baru di antaranya:

 

  1. Rilisan Baru Lebih Terjaga Kualitas Fisik

Rilisan baru sudah pasti terjaga kualitas fisiknya, baik dari sampul maupun medianya. Ini terlihat dari mayoritas artis/musisi lama yang merilis ulang album lama mereka dalam format terbaru (dibaca: reissue)

  1. Lebih Mudah Mendapatkan Rilisan Baru

Selain terjaga dari aspek sampul, rilisan ini pun begitu mudah untuk didapatkan. Hal ini tentu saja untuk memuaskan para penggemar, sehingga para label rekaman memberikan kuantiti yang lebih banyak.

  1. Pilihan Warna Lebih Bervariasi

Sejak diproduksi pertama pada tahun 1920-an piringan hitam, seperti namanya selalu berwarna hitam. Namun kemajuan teknologi membuatnya menjadi lebih atraktif dan menarik (dibaca: colored vinyl). Piringan hitam ini lebih bervariasi dari segi warna dan polanya, yang hal tersebut mayoritas dari rilisan terbaru.

 

Walaupun banyak alasan untuk mencintai rilisan terbaru. Namun para pecinta rilisan lama memiliki opini dan idealnya sendiri, seperti

 

  1. Kualitas Suara Lebih Organik

Sebelum teknologi lebih modern seperti saat ini, para produsen piringan hitam menggunakan teknologi lama yang memiliki kualitas suara organik. Bahkan, seperti yang dikatakan dalam dunia piringan hitam, hanya sebagian saja yang bisa mendengarkan perbedaan kualitas rekaman lama dan baru (dibaca: audiophile)

  1. Cetakan Lama Menggunakan Analog

Pada awal kemunculan piringan hitam, para produsen menggunakan master yang masih direkam secara analog, hal ini tentunya tidak mengurangi sedikit pun kualitas suara yang dihasilkan dari rekaman (master) dari para artis atau musisi. Berbeda pada zaman sekarang yang beberapa di antaranya telah menggunakan master secara digital bukan analog. Tentunya esensi rilisan lama lebih menyentuh emosi sampai menggiring pengalaman masa lalu

 

Apapun yang menjadi latar belakang seleksi seseorang dalam menikmati piringan hitam baik rilisan baru atau lama adalah memiliki kesamaan selera dan kebutuhan. Mengingat musik merupakan kesatuan bunyi yang sewajarnya dinikmati bukan diperdebatkan.

 

Penulis: Febrian Adi
Editor: Arnold Mantiri
Foto: PHR

Select the fields to be shown. Others will be hidden. Drag and drop to rearrange the order.
  • Image
  • SKU
  • Rating
  • Price
  • Stock
  • Description
  • Weight
  • Dimensions
  • Additional information
  • Add to cart
Click outside to hide the comparison bar
Compare
1
0